Banyak orang yang merasa minder dengan perannya sebagai ibu rumah tangga, padahal menjadi seorang ibu saja sudah merupakan peranan mulia yang tak tergantikan di hadapan Allah SWT.
Sehingga perlunya perubahan mindset tentang makna *Ibu Bekerja* baik di ranah domestik maupun di ranah publik. Satu yang perlu diyakini bahwa sebagai apapun kita saat ini, harus ada peran peradaban yang kita ambil dan sungguh-sungguh menjalankan nya..Itulah caption flyer obrolan santai live di Instagram bersama Teh Kirani Anjasmara tentang "Tips & Trik Menjadi Ibu Rumah Tangga Bahagia".
Aku jadi teringat kebiasaan SKSD ini, aku dulu pernah melakukannya saat kuliah,wkwk. Dulu aku pernah SKSD dengan Kakak tingkat ( perempuan ya ini) saat di depan Perpustakaan. Dan berujung aku dapat hibah handout materi perkuliahan banyak banget, Alhamdulillah… Rejeki anak sholehah, hehe. Dulu materi dosen itu jarang sekali berubah dari tahun ke tahun. Jadi jalan ninja adalah pinjam handout punya kakak tingkat sehingga saat kuliah tidak perlu fotocopy lagi. Ketawa aku kalau mengingatnya, kok bisa,,wkwk
Kembali ke obrolan tentang live IG bersama Teh Kiran ya kawans. Banyak insight positif yang aku dapat selama live IG tersebut. Nah, supaya aku ga lupa, aku mau menarasikan dan merefleksikannya disini.Siapa Kirani Anjasmara itu?
Bagi para IPers Bandung dan HEBAT BARAYA pasti tidak asing dengan teh Kiran. Beliau merupakan Fasdar HEBAT Baraya. Beliau merupakan host acara “sesi Ngeteh Sore Hebat Baraya”, masya Allah.Di Komunitas Ibu Profesional, kiprah Teh Kiran sangat banyak. Beliau sekarang menjabat sebagai Sekretaris Regional IP Bandung, dan masih menjalani perkuliahan Bunda Shalihah. CV lengkapnya ada di bawah ini kawans.
Makna Ibu Rumah Tangga di Mata Teh Kiran
Banyak perempuang kurang PD atau malu menyebutkan peran dirinya sebagai Ibu Rumah Tangga. Maka, obrolan santai ini dibuka dengan “Makna Ibu Rumah Tangga di mata Teh Kiran”.Ternyata mayoritas peran yang disebutkan dalam Al Qur’an adalah peran sebagai ibu dan istri.
Dan menurut aku bukan lagi jamannya untuk saling membandingkan, merasa lebih baik, dsb. Tapi bagaimana dengan peran yang kita pilih itu kita bersungguh-sungguh menjalankannya sesuai syariat. Saya jadi ingat juga perkataan Ibu Septi bahwa antara
“ Mendidik anak, berkarya dan menjemput rezeki adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, apalagi dikorbankan”.
Dalem banget maknanya dan merupakan salah satu pegangan aku saat ini.
Apa yang membuat Ibu Rumah Tangga tidak PD menjalani perannya?
Obrolan pun berlanjut pada hal-hal yang membuat Ibu rumah tangga tidak PD dengan perannya yang berujung tidak bahagia menjalani harinya. Yuk, kita preteli supaya bisa benahi,hehe. Menurut Teh Kiran ada beberapa poin penyebabnya, yaitu :- Perubahan aktivitas, ini sangat terasa bagi perempuan yang sebelum menikah aktif berkegiatan di organisasi maupun kemasyarakatan. Biasa aktif kesana kemari, saat menjalani peran sebagai Ibu rumah tangga kaget, karena...
- Merasa pekerjaan ibu rumah tangga itu-itu saja, sebuah rutinitas yang berulang, yang..
- Tak terlihat langsung hasil kerjanya, juga,,
- Masih dianggap sebagai profesi yang dipandang sebelah mata di Budaya Indonesia. Ibu rumah tangga itu dianggap seorang yang tidak mempunyai pekerjaan. Dan,,
- Ibu masih sering membandingkan diri dengan orang lain, terus..
- Belum menemukan parameter kebahagiaan dan passion dirinya sendiri. Jadi masih sering galau.
Teh Kiran sendiri pun pernah mengalami masa galau perpindahan profesi sebagai Ibu bekerja di ranah publik menjadi Ibu bekerja di ranah domestik. Teh Kiran sempat bekerja di ranah publik dengan membawa batitanya plus mengandung anak kedua, Masya Allah. Saking menikmati peran di ranah publik. Namun, beliau berpikir tidak bisa terus seperti itu. Akhirnya setelah diskusi dengan suami beliau memutuskan resign.
Nah saat mau resign itu Teh Kiran membuat daftar apa saja yang membuat bahagia bekerja di ranah domestik. Teh Kiran menyadari bahwa beliau belum totalitas sebagai seorang istri dan ibu. Maka beliau memutuskan untuk belajar menjadi perempuan yang berdaya. Supaya bisa menjadi seorang ibu versi terbaik yang bisa dilakukan.
Nah,, Alhamdulillah Teh Kiran bertemu dengan Komunitas Ibu Profesional. Di komunitas tsb Teh Kiran bertemu dengan ibu - ibu yang satu rasa satu penanggungan dengan yang beliau alami, Masya Allah. Bahwa setiap Ibu keren di luaran sana pernah mengalami masa galau dan terpuruk, dsb. Tapi Ibu tsb memandang segala masalah sebagai tantangan yang harus ditaklukan, masya Allah.Teh Kiran berpesan bahwa dalam berkomunitas sebaiknya kita melihat proses bukan keluarannya saja.
Misal melihat Ibu Septi sekarang, wah pantas beliau keren bisa ini itu orang anaknya sudah besar, dsb. Tapi lihatlah perjuangan Ibu Septi dulu, saat berproses menjadi seperti sekarang. Bu Septi pun pernah mengalami masa galau jadi ibu rumah tangga, tapi beliau memandangnya sebagai tantangan yang harus ditaklukan. Dan, masya Allah sekarang beliau membuktikannya.
Lalu bagaimana dong supaya menjadi ibu rumah tangga yang bahagia?Tips dan Trik Menjadi Ibu Rumah Tangga Bahagia
Wah, inilah yang ditunggu-tunggu ya kawans.. Bagaimana cara supaya bahagia menjalani peran sebagai Ibu Rumah Tangga.Menurut Teh Kiran, semua orang berhak bahagia, semua Ibu berhak bahagia. Namun, seringkali Ibu memposisikan diri seperti lilin. Menyinari tapi membakar diri. Ibu seringkali membahagiakan orang lain tapi kadang lupa membahagiakan diri sendiri. Maka perlu disadari bahwa semua orang berhak bahagia, terutama diri kita. Kita ga melulu membahagiakan orang lain.
- Mengubah mindset bahwa setiap orang berhak bahagia. Allah sudah memberikan porsinya masing-masing. Ketika Allah memberikan amanah pada kita sebagai ibu rumah tangga, berarti Allah yakin bahwa itu peran peradaban yang luar biasa banget. Kita harus maksimal menjalaninya. Kita harus mencari kebahagiaan apa yang bisa kita temukan dalam menjalani peran Ibu rumah tangga.
- Meluruskan Niat, apakah menjalani peran sebagai Ibu rumah tangga ini sudah ikhlas atau terpaksa? Menurut Teh Kiran, Sayang banget 24 jam capek riweuh ngurusin rumah dosmetikan tapi kita belum meluruskan niat Lillahi Ta'ala. Maka, agar semua pekerjaan kita di rumah tidak sia - sia, perlu meluruskan niat dan memahami bahwa peran kita sekarang sbg ibu rumah tangga. Kita cari hikmahnya apa sebagai ibu rumah tangga. Jangan sampai masih meratapi . Bahwa peran yang sedang kita jalani adalah profesi yg mulia di hadapan Allah SWT. Kata Teh Kiran, Ust Adriano pernah menyampaikan bahwa pekerjaan perempuan di rumah itu mulungi pahala. Pegang sapu saja suatu kebaikan. Kalau dihitung ngapain aja dan dikonversikan ke pahala, itu luar biasa. Asal niat kita benar.
- Berhenti membandingkan diri kita dengan diri orang lain. Jangan memasang standar kebahagiaan orang lain bagi diri sendiri. Misal : Ibu yang bahagia itu ibu yang bisa bekerja di ranah publik, dsb. Yakinilah bahwa setiap orang mempunyai tantangan masing-masing. Setiap kita, keluarga kita itu unik. Bisa jadi saat menjadi si A kita tidak akan sanggup menjalaninya. Kalau mau membandingkan, bandingkan diri kita hari ini dengan pencapaian kita sebelumnya. Jangan membandingkan diri kita dengan orang lain.
- Belajar menurunkan ekspektasi atau standar. Setelah resign Teh Kiran pernah lho ngepel rumah sampai 7 x sehari,wkwkw gimana ga stres? Teh Kiran merasa sudah di rumah tapi rumah kok awut-awutan. Padahal sangat wajar rumah berantakan karena ada anak bayi dan toddler di rumah. Saat mengenal IP, Teh Kiran menjadi mengerti manajemen waktu, dsb dan mulai menurunkan ekspektasi.
- Mencari peran peradaban apa yang Allah titipkan sebagai ibu rumah tangga. Maka penting untuk menemukan passion kita, agar tidak hilang arah. “Bahagia itu bukan ketika segala sesuatunya berjalan dengan baik tapi bahagia itu ketika kita bisa menyikapi segala sesuatu dengan baik”. Ketika kita tidak bahagia, maka perlu dicari tahu apa sih yang membuat kita bahagia, apa sih yang membuat kita berbinar? Misal, hal yang membuat bahagia adalah ketika sharing / berbagi. Maka, jangan lupa mengkomunikasikannya ke keluarga. Jangan sampai kebahagiaan kita membuat keluarga kita tidak bahagia. Misal dikomunikasikan pada suami bahwa hal yang membuat bahagia adalah sharing, kalau seminggu sharing gimana? Tapi titip anak.hehe
- Mencari informasi dan komunitas yang mendukung peran kita. Ini penting diperhatikan, karena kalau mau bertumbuh, maka perlu mencari lingkungan yang mendukung. Nah, nanti di Konferensi Ibu Pembaharu akan dipertemukan dengan para narasumeber yang sudah berhasil menaklukan perannya sebagai ibu rumah tangga yang berdaya dan berkarya. Para narasumber yang sudah berhasil menaklukan tantangannya mengubah dunia dari rumah. Yuk join,,wkwk (iklan)
- Mengantungkan segala sesuatunya pada Allah SWT. Menurut Teh Kiran, ini poin penting setelah kita berikhtiar. Menyadari bahwa kita ini bukan apa-apa tanpa pertolongan Allah SWT. Sebagai manusia up and down pasti terjadi, maka memohon pertolongan pada Allah SWT supaya terus membimbing dan menemani kita. Mohon pada Allah SWT supaya kita bisa menjalani peran sebagai ibu rumah tangga dengan sebaik-baiknya. Serta memohon supaya kita bisa bahagia menjalaninya. Dan bahagia buat diri saja tidak cukup, harapannya kebahagian kita menular, terutama buat orang terdekat seperti keluarga, dan lainnya. Bahwa bahagia saja tidak cukup, kita juga harus bermanfaat.
- Apresiasi diri. Supaya tidak menjadi seperti lilin, memberi cahaya ke orang lain tapi merapuhkan diri. Maka perlu mengapresiasi diri. Teh Kiran mencontohkan dengan Butterfly hug. Ini seringkali Teh Kiran praktekan saat mengisi sesi dan juga sering Teh Kiran lakukan dalam keseharrian saat lagi down. Menurut Teh Kiran, siapa lagi yang mau mengapresiasi diri kita kalau bukan diri kita. Menyemangati diri yuk bahagia terus yuk. Fokus ke diri, berterima kasih telah atas segala pencapaian,dsb. Lalu kenali apa yang kita butuhkan agar tetap bahagia, misal self care, dsb. Perlu juga menentukan me time, lalu berikan ketika butuh.
"Belum menemukan parameter kebahagiaan dan passion dirinya sendiri. Jadi masih sering galau. Sering membandingkan diri dengan orang lain" ... pas banget ini.
BalasHapusKita kadang masih belum bisa menghargai dan yakin pada kemampuan sendiri, makanya selalu melirik ke ruang sebelah. padahal dia tidak menyadari ruang sebelah malah kagum sama dia, karena berani mengambil keputusan tepat untuk keluarga.
itulah wanita...
Iya ya bun..bener banget....
HapusAku harus pakai kacamata kuda nih..biar ga bisa lirik2..hehe
Iya sih banyak ibubyang berperan sebagai lilin, menyinari tapi membakar diri.
BalasHapusHarusnya seperti matahari ya.. Terang dan memberi terang.
Makasih mba Zulmi, kemrin mau ikut eh bentrok jadwal livenya. Salam sama Teh Kiran.
Iya mba Yun.. Aku sering kena tegur suami... karena suka lupa makan... sibuk nyiapin buat anak2..diri sendiri malah lupa...
Hapusduh sama banget ya, rupanya ini masalah setiap Ibu. Salut buat para Ibu di dunia !
HapusMenemukan aktivitas yang kayaknya itu-itu aja, besok , lusa seakan pekerjaan perempuan ga ada habisnya .
BalasHapusSuka sekali dengan tips-tipsnya hang spiritual banget
Ah bener pak..kayaknya ada aja yang dikerjain...hehe
HapusAlhamdulillah...
Masya Allah,, penting banget ini..
BalasHapusMenjadi ibu rumah tangga tapi tetap bahagia.. Mungkin kalau aku bisa dengan memberi waktu luang untuk diri sendiri juga.. Seperti self care untuk diri kita :D
Ah bener mbak...makasih tambahannya...
HapusSelf care..jadi ingat..dlu pernah ikut project self care...
Wah, bisa jadi bahan next tulisan nih mba :D
HapusSelf care biar kita tetap bahagia dan gak stress dengan kegiatan harian kita..wkwkk
mbak tipsnya adem banget pas baca setiap orang berhak bahagia dan mencari peran peradaban masya Allah nyes deh
BalasHapusiya yang bikin bahagia dengan fokus pada diri tanpa membandingkan dan ekpetasi yan ketinggian sebab itu bikin stress serius deh
keren teh kiran mbak zulmi juga gak kalah keren dong selamat jadi KIP Ambasador masya allah bangganya kenal ambasadornya KIP
Masya Allah mba Hamim...
HapusAku pun bangga mengenal ibu muktitalent seperti mbaak...
Sangat beruntung...hehe
Apa emang kebiasaan kali ya Mbak. suka membandingkan kekurangan diri sendiri ddengan kelebihan orang lain :3. Makasih, tipsnya Mbak Zulmi
BalasHapusNah iya suka ga sadar gitu ya ngebandingin diri dg pencapaian orang lain..
HapusPadahal kan memang beda ya...dar input-prosesnya, jadi ya keluarannya juga beda...huhu
Sama sama
Dan ternyata.. Yg bisa mengubah wajah dunia juga adalah ibu/istri.maka menjadi istri dan ibu yg teladan itu perlu.. :))
BalasHapusWah dalem banget ini mbaak...
HapusBismillah semoga bisa terus berproses kesana.
Mba zulmi keren nih ;)
BalasHapusMakasih teh Kiran insightnya. Hampir semua ibu yang bertransformasi jadi bekerja di rumah itu mengalami jetlag memang. Kuncinya list apa yg membuat bahagia, bersyukur dan trs bertumbuh.
Ah sukses kalian berdua ;)
Mbak Wid kereen juga, masya Allah..
HapusHu uh mbak...jetlag ku belum ilang sepenuhnya ini..hehe
Alhamdulillah bisa bertumbuh ketemu sama orang2 hebat seperti mb Wid dan temen2...
Sama. Terkadang kalau ada triggee stigma IRT yg belum ilang di masyarakat masih suka kesel sendiri. Kemudian inget2 lagi strong why dan mindset ttg definisi ibu profesional. Langsung deh inget lagi bahwa semua Ibu itu keren in defferent ways ;)
HapusTulisan yang membuat saya harus lebih menghargai lagi seorang isteri,
BalasHapusSehat sehat terus buat ibu ibu rumah tangga..
Dab Setuju banget, kebahagiaan itu bukan segalanya berjalan baik, tapi cara menyikapinya dengan baik
Aamiin ya robbal'alamin..
HapusTerima kasoh doanya pak buat kami...hehe
Semoga para ibu rumah tangga semakin bahagia dalam menjalankan peran vitalnya dalam keluarga. Semoga para suami pun -termasuk saya, semakin banyak belajar untuk membuat istri menjadi sosok yang bahagia
BalasHapusMasha Allah mbak Zulmi, aku baca sambil mengingat masa² dulu saat awal menjalani kehidupan baru sbg fulltimemom. Butuh adaptasi yg tidak mudah juga tak sebentar. Sosok mbak Koran ini keren ya, pengalaman organisasinya luar biasa
BalasHapusKadang aku juga pengen bgt resign kerja loh mbak. Apalagi kl udah mulai WFO aku makin stress haha. Aku bangga deh pada mbak Zulmi dan tmn2 ibu rumah tangga yg ttp produktif.
BalasHapusTips nya begitu menguatkan mb, semua mengingatkan tentang pentingnya mengingat Allah ya, dari niat, mengagntungkan semua urusan kepada Allah.
BalasHapusTerima kasih sharingnya Mom, hal tersulit saat mensahkan diri sebagai ibu rumah tangga asli adalah susahnya berhenti membandingkan diri. Nggak dipungkiri ada jetlag dan transisi yang lebar dari seorang wanita karir lalu berubah menjadi ibu rumah tangga seutuhnya :'). Semoga para ibu rumah tangga selalu diberi kesehatan dan keberkahan dalam membantu menopang kehidupan domestik rumah tangga ya Mom :)
BalasHapusTipsnya berguna banget buat ibu yang kadang dibalik kesibukan mengurus rumah sering merasa jenuh dan bosan. Pekerjaan rumah tangga pun sama dengan pekerjaan lain, butuh management waktu.
BalasHapusMenjadi lilin, tapi membakar diri sendiri... Jangan sampai ya mbaa... Sebagai ibu rumah tangga bahagia kitapun harus bisa menghindari apa2 yg akan membuat kita tidak bahagia kan.. ehhehe
BalasHapusMasyaAllah mbak, adem banget tulisannya. Jadi makin sayang sama istri deh... Sejak memutuskan jadi full ibu rumah tangga, saya jadi tenang bekerja. Gak kuatir lagi masalah anak2. Makasih sharingnya
BalasHapusIbu-ibu seringnya memang seperti lilin. Sibuk nyiapin makanan, nyuruh anak dan suami makan tapi sendirinya lupa kalo belum makan...
BalasHapusSemoga makin banyak ibu-ibu yang paham bahwa istirahat sejenak dan me time bukanlah suatu dosa, tapi kebutuhan yang harus dipenuhi agar ibu bahagia
Aku ibu rumah tangga dan aku bangga. Masha Alloh seneng ya mbak, ketika jd ibu rumah tangga tp tetep bsa produktif dan berkarya
BalasHapusAku bNgga jadi ibu rumah tangga juga, meski di rumah aja tetep masih bisa berdaya kok :)
BalasHapusSemua ibu itu bekerja ya mbak, baik yang memilih bekerja di ranah publik ataupun domestik. Jadi nggak ada alasan untuk insecure dengan peran yang kita miliki. Terus bersyukur dan siap melejit dengan peran yang dimiliki.
BalasHapusAku tuh juga baru sadar kalau peran yang banyak disebutkan dalam islam tuh ibu dan istri, awalnya tuh nggak ngeh
BalasHapus