Siapa yang kayak aku,,masih panikan kalau anak demam?huhu. Apalagi kondisi sekarang, kalau anak demam pikiran udah kemana-mana, Astaghfirullah. Demam masih menjadi momok menakutkan bagi para Ibu, iya ga sih? Atau aku saja ini. Biasanya anak kalau demam menjadi rewel, lemes, dsb. Pastinya membutuhkan perhatian lebih juga dari orang tua. Nah sebenarnya apa si demam itu? Benarkah demam tinggi bisa menyebabkan kejang? Tak kenal maka tak sayang. Mari kenalan supaya bisa berteman,eh.. Yuk Kenali demam pada anak : penyebab dan cara mengatasinya agar membantu kita lebih tepat meresponnya.
Salah satu buku bacaan terkait demam yang aku suka adalah buku karya dr. Arifianto, Sp.A dan dr. Nurul I. Hariadi,FAAP yang berjudul “Berteman dengan Demam”. Nah, aku mencoba merefleksikan bacaan dari buku dokter Apin ya kawans, pastinya ditambah curcolan dan pengetahuan dari sumber lainnya juga. Dicatat disini sebagai pengingat diri supaya ga panikan,wkwk.
Demam pada anak
Anaknya sakit apa Bu? Demam… Benarkah demam itu suatu penyakit? Yes or No,,Ternyata Jawabannya adalah,,,,DEMAM BUKANLAH PENYAKIT, tetapi bisa jadi gejala suatu penyakit.
Nah apa sih demam itu? Demam adalah reaksi yang menggambarkan adanya suatu proses dalam tubuh (ada sesuatu yang tidak beres di tubuh nih). Demam merupakan suatu respon tubuh terhadap adanya infeksi (baik bakteri maupun virus). Jadi demam ini bertujuan baik.Ternyata demam (peningkatan suhu tubuh) menghambat perkembangbiakan virus dan bakteri di dalam tubuh.
Suhu tubuh normal berkisar antara 36,4℃ sampai 37,5℃. Dikatakan demam jika suhu tubuh di atas nilai normal.
Nah apa sih Penyebab Demam itu?
Baru saja anak bermain ceria, eh tiba-tiba kok demam? Bagaimana sih terjadinya demam?Jadi setiap saat tubuh kita berusaha dimasuki virus / bakteri di sekitar kita yang tidak terhitung jumlahnya dan tidak terlihat juga ya. Maha Sempurna Allah atas ciptaanNya, meskipun diserang oleh banyak virus dan bakteri, di dalam tubuh kita Allah sudah menyiapkan banyak tentara yang selalu siap siaga menghadapi mikro-organisme.
Makrofag adalah salah satu jenis tentara siaga tsb.Makrofag akan melepaskan berbagai zat kimiawi bernama sitokin ketika ada serangan kuman, virus atau bakteri yang masuk ke tubuh.Berbagai sitokin yang dilepaskan makrofag ini akan meningkatkan kadar prostaglandin E2 yang dihasilak hipotalamus anterior. Organ hipotalamus anterior yang lokasinya di otak inilah yang mengatur suhu tubuh kita (termo-regulator). Organ ini bertugas menaikkan dan menurunkan suhu tubuh sesuai kebutuhan. Meningkatnya prostaglandin E2 berarti menaikkan “set poin” suhu tubuh, dan berakhir dengan naiknya suhu tubuh.Pada saat suhu tubuh sudah di atas 37,5℃, maka terjadilah demam.
Disebutkan di atas bahwa demam adalah reaksi tubuh saat menghadapi infeksi yang merupakan gejala adanya penyakit.Ketika anak demam disertai gejala batuk dan pilek, bisa jadi ini menunjukkan adanya infeksi saluran nafas atas. Demam yang disertai gejala diare dan muntah, menunjukkan adanya infeksi saluran cerna. Sementara itu, demam yang disertai gejala kejang dan penurunan kesadaran menunjukkan adanya infeksi di susunan saraf pusat.
Poin terkahir ini yang sering dikhawatirkan banyak orang tua. Demam tinggi yang berakibat kejang dan kerusakan otak. Ini juga yang sering menjadi alasan para orangtua yang aku temui tidak mau imunisasi. Takut setelah imunisasi anaknya demam dan kejang terus malah menjadi cacat karena otaknya rusak,hiks. Edukasi terkait demam ini makanya penting banget.
Benarkah demam yang tinggi maka makin tinggi risiko terkena kejang?
Alhamdulillah ternyata anggapan ini tidak benar. Kejang atau tidaknya anak saat demam berkaitan dengan “bakat” atau kecenderungan faktor genetik kejang demam pada keluarganya (orang tua atau saudara kandung). Anak yang demam tinggi tapi tidak mempunyai “bakat” kejang demam, tidak akan mengalami kejang demam. Sementara anak yang mempunyai kencerungan atau faktor genetik kejang demam dapat mengalami kejang demam meski suhu demamnya tidak terlalu tinggi. Pas saat penyuluhan dulu, sering saya sampaikan pada orang tua untuk melihat riwayat kejang dalam keluarga agar lebih waspada.Lalu, Apakah suhu demam yang tinggi menggambarkan penyakitnya berat?
Faktanya “Demam (tingginya suhu tubuh) tidak selalu berhubungan dengan beratnya penyakit. Kebanyakan demam berlangsung singkat dan sebenarnya bertujuan melindungi tubuh”Bukan demam tinggi atau tidaknya yang menjadi ukuran berat tidaknya penyakit. Tapi penyakit dengan gejala demam apa yang dialami anak yang menjadi ukuran berat atau tidaknya. Misal, suhu demamnya tidak terlalu tinggi, tapi ternyata anak mengidap penyakit pneumonia atau meningitis, maka ini menjadi berbahaya karena penyakitnya mengancam jiwa. Sementara, sangat mungkin anak suhu demamnya tinggi, tapi penyakitnya hanya selesma (batuk pilek) yang penyebabnya adalah virus dan akan sembuh dengan sendirinya.
Tadi dikatakan demam itu baik, apa saja sih keuntungan demam?
- Perkembangan virus dan bakteri di dalam tubuh dihambat
- Tentara-tentara pelindung tubuh (neutrofil dan limfosit-T) mendapat lingkungan yang kondusif untuk diperbanyak
- Sistem pertahanan tubuh atau imunitas bekerja dengan optimal
- Membantu pemulihan penyakit akibat virus
Lalu bagaimana cara menentukan demam pada anak?
Hai para bunda jangan menggunakan tanganmeter untuk menentukan demam ya,,wkwk. Ini yang sering saya edukasi ke Ibu bayi dan balita supaya mempunyai termometer di rumah. Tanganmeter alias hasil rabaan tangan di dahi anak sering menjadi patokan demam tidaknya anak. Tangan kan tidak ada ukuran suhunya ya kawans dan sangat tidak akurat. Tangan yang habis dipakai masak dekat kompor panas dibanding tangan yang habis dipakai cuci baju seember, pastinya perabaan di dahinya menjadi berbeda.Berikut definisi demam berdasarkan lokasi pengukuran suhu :
- Termometer yang diletakkan di rectum, telinga atau dahi, dikatakan demam jika suhu ≥ 38℃
- Termometer yang diletakkan di oral atau mulut, dikatakan demam jika suhu ≥ 37,8℃
- Termometer yang diletakkan di ketiak, dikatakan demam jika suhu ≥ 37,2℃
Cara Mengatasi Demam pada Anak
Kapan anak harus periksa?
Umumnya kondisi demam pada anak ada dua :1. Kondisi Pertama, yaitu anak tampak sakit, cenderung lemah dan lesu sepanjang waktu.
2. Kondisi kedua anak masih relatif aktif.
Catatan penting untuk memeriksakan anak adalah apabila anak hanya demam tanpa gejala lain, maka perlu juga diperiksakan untuk penegakan diagnosa. Jangan mendiagnosa sendiri atau inisiatif cek laboratorium sendiri,hehe.
Hal terpenting yang harus diperhatikan saat anak demam adalah PASTIKAN ANAK TIDAK DEHIDRASI atau kekurangan cairan.
Kenapa? Karena peningkatan suhu menyebabkan meningkatnya risiko penguapan dan terbuangnya cairan tubuh. Maka semua anak yang demam harus banyak minum agar tidak dehidrasi.
Oya ini ada flow chart dari buku berteman dengan demam yang bisa menjadi rujukan kapan harus membawa anak periksa.Cara Menjaga kondisi anak saat demam
Saat melakukan observasi demam anak di rumah, kita bisa melakukan hal-hal berikut untuk menjaga kondisi anak saat demam :1. Memperhatikan suhu ruangan tempat anak berada.
2. Menggunakan pakaian yang tipis, pendek, dan nyaman.
3. Menjaga kecukupan cairan tubuh.
4. Membatasi aktivitas anak.
5. Memberikan obat penurun panas.
Referensi :
Arifianto, Nurul I Hariadi, Berteman dengan Demam.2017. Jawa Barat. Kata Depan
Bener Mom, kadang liat temen-temen panik sama demam yang terjadi di anaknya, ternyata ada cara menyikapi dengan bijak, terima kasih sharingnya Mom Zulmi :D
BalasHapussama - sama adek,,,
HapusMasyaAllah lengkap banget infonya Mbak, bermanfaat pula.
BalasHapusSetuju, nih. Demam bukan penyakit. Demam justru pola pertahanan tubuh melawan penyakit. Makasih infonya ya Mbak