"Bagaimana bisa menjadikan Al qur'an sebagai Pedoman hidup, jika aku tidak memahami isinya?"
Sejak kecil kita sudah belajar Al Qur'an. Mengeja dari belajar huruf hijaiyah hingga lancar membaca. Lalu kita merutinkan membaca Al Qur'an setiap hari, bahkan sebagian dari kita satu juz setiap hari terlampaui. Bahkan dalam bulan Ramadhan bisa mengkhatamkan lebih dari satu kali. Tapi ada pertanyaan di relung hati ini, Apakah interaksi hanya cukup dengan membaca dan menghafalnya? Aku seperti belum memahaminya? Bagaimana aku mencintainya jika aku tidak memahaminya? Pertanyaan renungan diri ini menghentakkanku untuk belajar tadabbur Al Qur'an.
Mengapa Tadabbur?
Ternyata ada interaksi lain dengan Al Qur'an selain membaca dan menghafalnya. Interaksi yang sama pentingnya dengan kita belajar hukum tajwid agar lidah tidak sekedar mengucap kata-kata dalam Al Qur'an lalu mengubah makna ayat-Nya. Interaksi itu berupa perenungan atau tadabbur Al Qur'an, seperti yang Allah perintahkan dalam QS Shad: 29.
"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran" (QS. Shad: 29)
Tadabbur adalah bagaimana kita melakukan perenungan terhadap ayat Al Qur'an. Merenungkan, memikirkan dan menghayati isi kandungan ayat dalam Al Qur'an. Lalu menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya ke dalam diri. Membuat kita memahami pesan-pesan yang terkandung dalam Al Qur'an untuk diimplementasikan dalam kehidupan.
Strategi Tadabbur
Beberapa poin yang ada dalam buku jurnal Al Qur'an :
1. Judul. Ini memuat tema ayat yang akan ditadabburi. Keterangan surat dan ayat berapa, serta tanggal melakukan journaling.
2. Ayat Pilihan. Di kolom ini tempat menuliskan ayat yang ingin dipelajari. Aku tulis terjemah per kata dibawah kata ayatnya. Dan terjemahan secara kesuluruhan ayatnya di bagian bawah.
3. Kosakata baru. Disini tempat menuliskan kosakata baru yang ditemui atau yang ingin dipelajari.
4. Penjelasan ayat. Ini tempat menuliskan ringkasan penjelasan dari tafsir ayat yang dipelajari berdasarkan referensi.
5. Refleksi dna Rencana Aksi. Di bagian ini tempat menuliskan dengan internalisasi ayat yang dipelajari dalam diri. Perenungan, pemikiran, dan perasaan terkait ayat yang dipelajari. Serta aksi nyata yang akan dilakukan terkait pengamalan ayat yang dipelajari. Misal ayat tentang perintah ibadah. Apakah aku sudah menjalankan ibadah yang Allah perintahkan tsb? Bagaimana ibadahku tsb selama ini? Apakah sudah sesuai dengan perintahNya? Jika belum, maka apa yang akan aku upayakan untuk mengamalkannya? dsb
6. Do'aku. Di bagian ini aku menuliskan do'a terkait ayat yang dipelajari. Disini tempatku ber "komunikasi" dengan Allah SWT.
Aku sangat penasaran bagaimana teman-teman bisa melakukan journaling dengan lengkap. Aku mencari tahu referensi apa saja yang mereka pakai. Nah, beberapa merekomendasikan aplikasi atau website sebagai referensi. Aku tahu tentang diri ini yang mudah terdistraksi jika belajar dengan gawai. Maka aku mencoba mencari referensi versi cetak. Aku membeli buku tafsir Ibnu Katsir.
Jadi kalau mau melakukan journaling, aku jelentreng semua referensiku. Tafsir Ibnu Katsir, Ringkasan Tafsir dan Terjemah Al Qur'an perkata dan buku jurnalku. Ternyata ini membuatku kerepotan juga. Ya Allah maafkan diri ini, yang maunya serba mudah, hiks..
Mushaf Qur'an Hijaz The Practice
https://grahamuslim.com
Masya Allah, bener banget mb. Sejak kecil belajar, sampai tua pun belum paham. Hiks, auto reminder kalau selama ini hanya membaca tibelum mendalami dan memahami. Terima kasih remindernya
BalasHapusiya pak, reminder banget buat diri saya,,
BalasHapus