Pagi hari biasanya waktu yang sangat hectic dan rungseng bagi mamak untuk memastikan anak-anak menyelesaikan tugas paginya : shalat, mandi dan sarapan.
Kakak sudah 7 tahun jadi saya sudah harus mengajarinya shalat, nah PR banget bagi mamak bagaimana memerintahkan shalat tapi biar Afiqah ga merasa diperintah.
Dan saya mencoba menerapkan metode Menyisipkan “Setelah” dan “sementara” dari buku “The Secret of Enlightening Parenting” karya mbak Okina F, dkk.
Saya menawari kakak sarapan Burger,,
Umi : kakak, mau sarapan hamburger pok?
Afiqah : iya mi
Umi : Oke, sementara umi buatin hamburger bagaimana kalo kakak shalat subuh dulu ya.
Afiqah : tapi aku mau bantuin dulu mi, bantuin potong-potong sayur..
Umi : iya, ini umi siapin bahan - bahannya dulu, kakak nanti yang potong setelah shalat ya..
Afiqah : janji ya, jangan diapa - apain dulu sayurnya..
Umi : iyaa...
Alhamdulillah terima kasih Allah atas petunjukMu,,,
Menyisipkan kata “setelah” dan “sementara” selain membat sebuah perintah menjadi kembut dan santun juga mengirng pikiran bawah sadar untuk setuju melakukannya. Teknik ini menjadi lebih menarik jika Kita tahu hal apa yang disukai anak (seperti saya memakai hamburger kesukaan Afiqah). Pola bahasa ini juga mencegah anak untuk berorientasi pada reward, karena reward yang didapatkan seolah - olah sebagai peristiwa biasa. (sumber bacaan :The Secret of Enlightening Parenting” karya mbak Okina F, dkk. )
#hari9
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbundasayang
@institut.ibu.prosfesional
Posting Komentar
Posting Komentar