Di detik-detik terakhir baru bisa menyelesaikan tantangan 10 hari😑. Terkait Gadget Time, maka saya harus mencuri waktu untuk menuliskan tantangan. Saya masih mencari waktu yang tepat. Pengennya c kalo pas anak-anak tidur, saya ngerjain. Tapi apalah daya kalo ngeloni anak-anak pasti ikut ketiduran😅
Saya masih punya PR berkomunikasi dengan anak laki-laki saya (Azkal). Saya merasa Quality dan Quantity Time dengan dia sangat kurang. Karena Azkal lebih suka bermain dengan mbah kakung dan aby (saat aby di rumah). Mungkin karena cowok ya..
PR bangetnya adalah komunikasi Azkal yang lebih sering meniru perkataan dan perilaku kakaknya yang kurang baik. Dan Azkal kalo diajak dialog jawabannya agak nyleneh😷.
Azkal sering melabeli orang yang ga sesuai dengannya "nakal". Misal utinya melarang azkal mainin beras. Maka azkal akan marah dan bilang uti nakal. Saya mencoba meluruskan persepsi tentang "nakal".
M : kenaapa uti nakal dek?uti pukul adek?uti cubit adeek?
A: uti nakal...
M : nakal itu kalo suka pukul orang, cubit orang tanpa sebab.
Ah tapi beberapa kali masih berulang lagi, saya merasa gagal.
Tapi setelah membaca pengalaman bu Septi bahwa *There is NO failure, only WRONG RESULT, so we have to CHANGE our strategy*
Bahwa tidak ada kegagalan berkomunikasi itu yang ada hasil yang berbeda, tidak sesuai harapan, untuk itu segera ubah strategy komunikasi anda.
Ya benar, mungkin saya harus merubah strategi komunikasinya.. Saya harus melakukan pendekatan dan berdiskusi pada kakung sama suami yang lebih sering berkomunikasi dengan azkal.
Komunikasi yang saya lakukan dengan azkal selama ini dengan memeluk dan menciuminya dan bilang kalo saya sayang sama Azkal.
#hari10
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
Posting Komentar
Posting Komentar